Black Box Buatan Manusia, Ada Kemungkinan Error dan Tidak Terbaca


Jakarta Setiap kali ada kecelakaan pesawat, black box selalu dicari-cari keberadaannya. Namun dalam investigasi kecelakaan pesawat, black box sebenarnya adalah instrumen terakhir yang diteliti oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Investigasi ada 4, terhadap pilot, reruntuhan pesawat, saksi, dan yang terakhir adalah black box. Jadi black box adalah yang terakhir," ujar analis black box laboratorium KNKT, Nugroho Budi, saat ditemui detikcom di kantornya, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa (15/5/2012).

Sesuai prosedur, penginvestigasian kecelakaan pesawat tidak hanya mengandalkan black box. Sebab black box adalah buatan manusia yang memiliki kemungkinan tidak bisa dianalisa.

"Black box adalah buatan manusia, kemungkinan error dan tidak terbaca tetap ada," imbuh Budi.

Dalam pembacaan black box, ada dua yang harus dibaca yakni cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR). CVR memiliki 4 channel yakni:

Chanel 1 terhubung dengan pengeras suara yangg biasa digunakan pramugari kepada penumpang.
Chanel 2 dari ruang kokpit.
Chanel 3 dari pilot yang terhubung dengan air traffic controller (ATC)
Chanel 4 merekam seputar kokpit. Misalnya mesin yang berisik atau hujan.

Singkatnya CVR adalah perekam yang dihubungkan dengan sistem audio. Sedangkan FDR merekam sensor-sensor pesawat, misalnya ketinggian.

"Ada banyak ya, misal pesawat bergerak ke arah utara, belok ke kiri. Semua attitude atau kelakuan pesawat terekam. CVR dan FDR diletakkan di bagian pesawat yang paling aman yaitu di ekor pesawat," papar lulusan Course of Flight Data Recorder dan Course of Cockpit Voice Recorder, Loral-Fairchild, Florida, Amerika Serikat itu.

Kesulitan dalam pengungkapan data di black box adalah karena berasal dari pabrikan yang berbeda-beda. Perusahaan yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan konfigurasi.

"Misal kita analisa punya Boeing, ya kita harus pakai software dan database Boeing," imbuh Budi.

Budi mengatakan ada salah kaprah yang beredar di masyarakat bahwa black box yang rusak harus dikirim ke laboratorium metalurgi. Sebenarnya yang dibawa ke laboratorium metalurgi adalah puing-puing pesawat dan bukan black box-nya.

"Jadi yang dibawa ke sana adalah puing-puingnya. Puing-puing pesawat. Black box tidak kita kirim ke sana. Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan black box, itu masuknya ke sini. Bukan ke mana-mana," jelasnya.

Sebagai informasi, black box Sukhoi Superjet 100 telah ditemukan Rabu (14/5) kemarin. Kotak hitam yang aslinya berwarna oranye itu gosong.

0 komentar :

Posting Komentar